Dalam kehidupan juga begitu, di saat anak kita berbuat kesalahan, seringkali kita menginginkan suatu perubahan instan. Contohnya ketika sang anak terbiasa bangun kesiangan, tidak pernah merapikan tempat tidur, malas mandi, kita sebagai orang tua merasa menginginkan perubahan pada anak secara total dan secepatnya.
Anak akan kesulitan untuk memenuhi perintah orang tua yang memaksakan agar sang anak berubah dalam waktu singkat dan tanpa tahapan-tahapan yang normal. Dan apabila dia sering tidak berhasil memenuhi perintah kita, yang terjadi adalah dia akan merasa jengkel dan ragu akan kemampuannya. Hal tersebut yang menyebabkan pembentukan sifat yang kurang baik pada anak. Seperti mulai suka memberontak jika di perintah, contohnya anak akan membuat banyak alasan, cuek, atau melampiaskan amarah yang tiba-tiba dan sebenarnya tanpa ada alasan tertentu kepada orang lain.
Yang Seharusnya Dilakukan
Untuk mendapatkan suatu perubahan pada kebiasaan seorang anak, kita harus memberi toleransi waktu, sedikit demi sedikit agar bisa terjadi perubahan yang logis. Jika dirasa tidak mungkin, segara batalkan target perubahan yang sudah direncanakan. Bersama anak lakukanlah perubahan-perubahan kecil dan mudah terlebih dahulu. Beri kelonggaran agar dia sendiri yang memilih kebiasaan yang dianggapnya mudah untuk diubah.
Apabila sang anak berhasil melakukan suatu perubahan, hal tersebut akan memberinya motivasi yang menyebabkan dia percaya akan dirinya untuk melakukan perubahan, malahan sang anak akan percaya diri dalam merubah kebiasaan yang tersulit untuk diubah.
Motivasi tambahan juga bisa didapatnya dari kita, dengan cara memuji, dan jika mau kita bisa merayakan keberhasilan yang didapatnya, walaupun itu hal yang kecil. Dengan perhatian tersebut sang anak akan sadar bahwa kita memberi perhatian kepada upaya yang dilakukannya. Tetap fokuskan pujian dan perhatian kepada upayanya dalam mencapai perubahan, bukan fokus kepada hasilnya. Sekali lagi, hargailah usahanya.
No comments:
Post a Comment